3 Cara untuk Mengatasi Rasa Takut Kehilangan Orang Tersayang

Cara Mengatasi Rasa Takut Kehilangan Orang Tersayang

3 Metode:Berpikir Realistis mengenai KematianMenyikapi Rasa Takut KehilanganMeningkatkan Dukungan Sosial

Kehilangan orang tersayang, apa pun penyebabnya, adalah pengalaman yang sangat menyakitkan. Wajar jika kemudian rasa takut kehilangan menggerogoti benak Anda dan perlahan menguasai pikiran Anda. Mengatasi rasa takut kehilangan orang tersayang adalah proses yang sangat personal; tidak ada seorang pun yang mampu benar-benar memahami kesulitan Anda. Untungnya, ada beberapa teknik yang terbukti secara ilmiah mampu membantu seseorang berpikir lebih realistis mengenai kematian, menyikapi rasa takut kehilangan, dan memperoleh dukungan sosial dari sekitarnya.

1
Berpikir Realistis mengenai Kematian

  1. 1
    Pahamilah, takut menghadapi kematian adalah perasaan yang wajar dan manusiawi. Memang tidak semua orang pernah berhadapan langsung dengan kematian orang-orang terdekatnya, namun setidaknya hampir semua orang menyimpan ketakutan akan kemungkinan tersebut.[1][2] Menurut teori manajemen teror, memikirkan kematian orang-orang tersayang dapat menciptakan rasa takut yang melumpuhkan.[3] Pikiran tersebut juga menyadarkan kita bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini; kematian juga bisa menghampiri kita kapan saja.
    • Ketahuilah bahwa Anda tidak sendirian; banyak orang yang juga merasakan hal serupa. Jika tidak keberatan, cobalah menceritakan perasaan Anda kepada orang-orang yang pernah merasakan kehilangan mendalam; ini akan menyadarkan Anda bahwa yang Anda rasakan tidak salah. Anda tidak sendirian dan dukungan dari orang lain akan selalu ada untuk Anda.
    • Sahkan rasa takut Anda. Saat ketakutan menghampiri, ucapkan kalimat ini: “Aku boleh merasa takut atau sedih. Itu adalah respon yang wajar untuk situasi ini.”
  2. 2
    Berfokuslah pada hal-hal yang bisa Anda kontrol. Pasangan Anda sakit keras dan divonis hidupnya tak lama lagi? Menghabiskan waktu dan tenaga untuk mengkhawatirkan usia pasangan hanya akan menambah beban pikiran dan memperburuk depresi Anda.[4] Ingat, satu-satunya yang bisa Anda lakukan adalah merawatnya sebaik mungkin selagi dia hidup; Anda tidak bisa mengontrol usianya. Berfokuslah pada apa yang bisa Anda lakukan hari ini, seperti menghabiskan sepanjang hari bersamanya atau melakukan berbagai kegiatan positif yang mampu mengalihkan ketakutan dan kesedihan Anda.
    • Pikirkan semua hal yang bisa Anda lakukan dalam situasi tersebut. Misalnya, Anda bisa mengontrol cara Anda menyikapi situasi tersebut. Anda juga bisa berfokus untuk menenangkan diri, memberikan perawatan yang terbaik, serta mengekspresikan emosi Anda kepadanya selagi dia masih hidup.
    • Lepaskan hal-hal yang tidak bisa Anda kontrol. Jika kesulitan melakukannya, cobalah memvisualisasikan hal-hal yang bisa dan tidak bisa Anda kontrol. Dalam bayangan Anda, letakkan ketakutan dan kekhawatiran Anda di atas selembar daun, lalu hanyutkan daun itu di permukaan sungai. Tatap terus daun itu selagi dia bergerak menjauh.
    • Tentukan batasan Anda. Mengkhawatirkan kesehatan atau sisa usia orang-orang yang Anda sayangi dapat benar-benar menjungkirbalikkan emosi, tenaga, dan suasana hati Anda.[5] Lakukan apa pun yang bisa Anda lakukan, dan jangan lupa meluangkan waktu untuk merawat diri Anda sendiri. Terkadang, membatasi diri dari orang lain juga diperlukan untuk menjaga kewarasan Anda.
    • Berfokuslah pada hari ini. Ketakutan muncul karena Anda terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang mungkin terjadi di masa depan. Berfokuslah pada apa yang bisa Anda lakukan untuk memaksimalkan hari ini, seize the day!
  3. 3
    Belajarlah menerima kehilangan. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang dapat memahami dan menerima fenomena kematian secara umum mampu lebih tegar dalam menyikapi rasa kehilangan.[6]
    • Mulailah dengan mendaftar seluruh emosi dan pikiran yang mengiringi ketakutan Anda. Tuliskan segala kekhawatiran dan rasa takut Anda, lalu belajarlah menerimanya satu persatu. Katakan kepada diri Anda, “Aku menerima rasa takut dan rasa sakit ini. Aku menerima kenyataan bahwa suatu hari nanti, aku akan kehilangan dia. Masa-masa itu pasti menyulitkan, tapi aku menerimanya sebagai bagian dari kehidupan yang kujalani sekarang."
    • Ingatkan diri Anda bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan. Layaknya kematian, kehilangan orang tersayang juga merupakan sesuatu yang tidak bisa Anda hindari. Terimalah kenyataan tersebut sebagai bagian dari dinamika hidup Anda.
  4. 4
    Berpikirlah positif mengenai dunia ini. Ketika seseorang meyakini bahwa dunia ini adil (orang baik akan menerima kebaikan dan orang jahat akan menerima konsekuensinya), mereka akan lebih mudah menyikapi rasa sedih yang muncul ketika harus kehilangan orang-orang terdekatnya.[7]
    • Salah satu cara berpikir positif mengenai dunia ini adalah dengan memahami siklus kehidupan. Kehidupan dan kematian adalah hal yang wajar dan pasti akan terjadi; untuk ada kehidupan, harus ada kematian. Cobalah melihat keindahan dalam kedua fenomena tersebut. Siklus hidup adalah keistimewaan yang patut kita hargai dan syukuri; jika seseorang meninggal, seseorang yang lain akan terbantu untuk hidup.
    • Belajarlah bersyukur. Katakan kepada diri Anda, “Mungkin suatu hari nanti aku akan kehilangan dia. Namun setidaknya saat ini aku bersyukur atas waktu dan kesempatan yang kumiliki untuk menghabiskan waktu dengannya." Selain itu, kita juga perlu mensyukuri kesempatan hidup yang masih kita miliki hingga detik ini.
    • Jika orang terdekat Anda sedang berjuang melawan penyakit yang tak kunjung sembuh, yakinkan diri Anda bahwa kematian mungkin adalah jalan terbaik untuk mengakhiri penderitaannya. Anda bisa berfokus pada fakta bahwa dia akan beristirahat dengan tenang, terlepas dari apa pun keyakinan yang Anda (dan dia) anut.

2
Menyikapi Rasa Takut Kehilangan

  1. 1
    Gunakan cara apa pun yang Anda inginkan. Anda tentu perlu mempersiapkan tenaga, emosi, dan mental untuk menghadapi kematian yang bisa datang kapan saja, bukan? Oleh karena itu, lakukan apa pun yang bisa membantu menguatkan mental dan mengurangi ketakutan Anda.[8]
    • Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menyikapi ketakutan, kedukaan, dan rasa depresi. Beberapa contoh kegiatan positif untuk meredakan rasa takut kehilangan orang tersayang adalah berolahraga, menulis, menciptakan karya seni, beraktivitas di alam, berdoa, dan mendengarkan musik.
    • Sikapi perasaan Anda dengan cara yang tepat; izinkan diri Anda merasakannya dan ekspresikan perasaan Anda jika itu membuat Anda lebih nyaman. Seseorang yang tingkat depresinya meningkat (sebelum kematian orang tersayang) diasumsikan dapat lebih mudah merelakan saat peristiwa kehilangan tersebut benar-benar terjadi.[9] Menangis adalah cara yang normal dan sehat untuk mengekspresikan segala kesedihan dan ketakutan Anda.
    • Simpan catatan yang berisi seluruh ketakutan Anda. Tuliskan pikiran dan perasaan Anda mengenai kemungkinan kehilangan orang-orang terdekat.
  2. 2
    Tarik napas dalam-dalam. Jika Anda mulai terserang panik dan cemas berlebihan ketika memikirkan kemungkinan tersebut, tarik napas dalam-dalam. Terapi napas dapat membantu mengurangi reaksi fisiologis (seperti sulit bernapas, jantung yang berdetak terlalu cepat, dsb.) serta membuat Anda lebih relaks.
    • Duduk atau berbaringlah dengan posisi yang nyaman. Tarik napas dalam-dalam melalui hidung, lalu embuskan perlahan melalui mulut Anda. Berkonsentrasilah pada pola pernapasan Anda; perhatikan pergerakan perut/diafragma Anda ketika bernapas.
  3. 3
    Tingkatkan harga diri, kepercayaan diri, dan kemandirian Anda. Harga diri yang tinggi adalah faktor utama yang mampu melindungi Anda dari isu-isu terkait kematian.[10] Seseorang yang terlalu bergantung atau kerap berkonflik dengan pasangannya secara otomatis akan lebih rapuh ketika harus kehilangan pasangannya.[11]
    • Jadilah lebih mandiri dan rencanakan kehidupan yang merdeka.[12]
    • Percayalah, segala sesuatunya akan terasa lebih mudah suatu hari nanti.
  4. 4
    Ciptakan makna dan tujuan. Seseorang yang percaya bahwa hidup ini memiliki tujuan akan lebih mudah menerima kematian; keyakinan tersebut juga membantu mengurangi rasa takut kehilangan yang mereka rasakan.[13] Memiliki tujuan hidup berarti menganggap hidup ini tidak sekadar ‘numpang lewat’. Hidup ini bukan hanya perihal 'ada dan bertahan', melainkan dipenuhi berbagai tujuan spesifik seperti membahagiakan keluarga, bekerja, membangun dunia yang lebih baik, menolong sesama, dsb. Jika Anda memiliki tujuan hidup yang spesifik, Anda akan berfokus untuk mencapainya dan tidak akan berhenti meski ditinggalkan selamanya oleh orang terkasih. Memiliki tujuan hidup meyakinkan Anda bahwa meski orang tersebut tidak lagi ada di sisi Anda, hidup akan tetap berjalan dan membutuhkan kontribusi Anda.
    • Ingat, Anda adalah unsur penting dalam masyarakat; berfokuslah pada apa yang bisa Anda sumbangkan untuk dunia ini. Apakah Anda sudah menolong orang lain? Apakah Anda sudah bersikap baik kepada orang asing? Apakah Anda sudah menyumbang dana sosial atau menjadi relawan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan? Menyadari hal-hal ini dapat menyadarkan Anda bahwa hidup Anda bertujuan; capai tujuan itu meski Anda baru saja kehilangan orang tersayang. Anda juga bisa berfokus pada satu kegiatan atau proyek jangka panjang yang khusus didedikasikan untuk orang tersayang.
    • Cobalah menciptakan makna dalam kematian. Misalnya, Anda bisa beranggapan bahwa kematian adalah sesuatu yang perlu ada demi melanjutkan kehidupan. Anda juga bisa beranggapan bahwa kematian hanyalah proses berpindah ke dimensi lain (terutama untuk Anda yang memercayai adanya kehidupan setelah kematian). Apa makna kematian untuk Anda? Apakah orang terdekat Anda akan hidup di dimensi lain pascakematiannya? Apakah orang terdekat Anda akan tetap tinggal di benak orang-orang yang mencintainya? Atau apakah kontribusinya dalam masyarakat akan tetap hidup dan dikenang meski raganya tak lagi ada?
  5. 5
    Berbicaralah kepada kekuatan yang lebih besar dan lebih tinggi dari Anda. Mendekatkan diri kepada Tuhan atau mengasah kerohanian dapat memudahkan sebagian besar orang dalam menyikapi fenomena kematian.[14][15]
    • Jika Anda tidak religius atau tidak memercayai keberadaan Tuhan, Anda bisa berfokus pada kekuatan lain yang lebih tinggi seperti kekuatan semesta. Kekuatan yang lebih tinggi juga bisa terletak pada sekelompok orang (mengingat sekelompok orang cenderung lebih kuat daripada satu orang).
    • Tulis surat untuk kekuatan yang Anda anggap lebih tinggi, sampaikan kepadanya segala kekhawatiran dan ketakutan yang Anda rasakan.
    • Tuangkan pikiran dan perasaan Anda dalam doa. Mintalah apa pun yang Anda inginkan (misalnya, agar orang yang Anda sayangi dapat beristirahat dengan tenang, tidak lagi menderita, dsb).

3
Meningkatkan Dukungan Sosial

  1. 1
    Hargai setiap waktu dan kesempatan yang Anda miliki bersama orang tersayang. Jika dia masih hidup, pastikan Anda memaksimalkan waktu yang ada sebelum ajal menjemputnya.
    • Ajak dia bicara mengenai kenangan-kenangan kalian, serta sampaikan hal-hal yang Anda apresiasi darinya.
    • Pastikan Anda menyampaikan sebesar apa Anda mencintainya.
    • Percakapan menjelang kematian memang tidak mudah untuk dilakukan. Namun pastikan Anda menyampaikan segala hal yang ingin Anda sampaikan agar terhindar dari penyesalan. Untuk memudahkan Anda, cobalah terlebih dahulu menuliskannya di atas secarik kertas.
  2. 2
    Berbicaralah kepada keluarga Anda. Dukungan dan bantuan keluarga sangat ampuh untuk mengurangi kesulitan emosional yang Anda rasakan.[16]
    • Jika merasa perlu berbicara kepada keluarga atau sahabat, tanyakan kesediaan mereka terlebih dahulu. Kemungkinan besar, mereka juga sedang merasakan hal yang sama dan memerlukan dukungan Anda.[17]
    • Kelilingi diri Anda dengan sahabat dan keluarga, habiskan waktu untuk mengobrol dan beraktivitas bersama-sama.
  3. 3
    Ceritakan pikiran dan perasaan Anda pada orang-orang yang bisa Anda percaya. Selain keluarga, berbicara dengan orang-orang di luar keluarga yang bisa Anda percaya juga dapat membantu Anda menyikapi rasa takut kehilangan secara positif.[18] Percayalah, mendiskusikan perasaan dan pikiran Anda dengan orang lain sangat ampuh untuk meredakan ketakutan dan kecemasan yang Anda rasakan.[19]
    • Jika Anda adalah sosok yang religius, cobalah menceritakan masalah Anda pada pemuka agama Anda. Biarkan dia menenangkan Anda dan menuntun Anda untuk berdoa dengan cara yang benar.
  4. 4
    Tawarkan dukungan kepada orang lain. Kemungkinan besar, bukan hanya Anda yang sedang menyimpan kekhawatiran dan membutuhkan dukungan. Dengan memberikan dukungan kepada orang lain, secara tidak langsung Anda akan menularkan aura positif tersebut kepada diri Anda sendiri.[20]
    • Perkenalkan isu kematian kepada anak-anak Anda. Jika Anda memiliki anak, pastikan sesewaktu Anda mengangkat topik kematian di hadapannya. Sebagian besar perpustakaan dan toko buku memiliki buku khusus anak yang dapat membantu Anda menyampaikan topik tersebut dengan cara yang tepat.
  5. 5
    Jaga agar hubungan Anda tetap hidup. Salah satu ketakutan terbesar yang menghantui Anda adalah berakhirnya hubungan setelah orang tersebut meninggal.[21] Percayalah, hubungan Anda dengannya akan tetap hidup dalam benak Anda, dalam setiap doa yang Anda panjatkan, dan dalam hati Anda yang terdalam.
    • Berfokuslah pada kenyataan bahwa pertalian Anda dengannya tidak akan pernah putus meski salah satu di antara kalian meninggal.

Tips

  • Jika Anda merasa perlu mendistraksi diri dengan menonton acara-acara komedi, atau mendekatkan diri dengan orang-orang yang tidak merasakan kehilangan serupa, silakan melakukannya sesekali.
  • Menangislah jika ingin menangis. Menangis adalah respons biologis yang wajar pada situasi tersebut.

Peringatan

  • Kehilangan orang tersayang adalah pengalaman yang sangat personal bagi Anda dan orang-orang lain yang ditinggalkan. Ingat, tidak semua orang mampu memahami rasa kehilangan Anda. Oleh karena itu, sesewaktu Anda boleh menyendiri untuk benar-benar berduka dengan cara yang semestinya tanpa perlu takut diganggu orang lain.

Sumber

  1. http://www.researchgate.net/profile/Debra_Bath/publication/259986496_Separation_from_loved_ones_in_the_fear_of_death/links/004635302abf3ac3e5000000.pdf
  2. http://www.researchgate.net/profile/Debra_Bath/publication/259986496_Separation_from_loved_ones_in_the_fear_of_death/links/004635302abf3ac3e5000000.pdf
  3. http://neuron4.psych.ubc.ca/~schaller/Psyc591Readings/SolomonGreenbergPyszczynski2000.pdf
Tampilkan lainnya... (18)