3 Cara untuk Menanggapi Godaan - 绮罗网

Cara Menanggapi Godaan

3 Metode:Mengubah PerilakuMengabaikan GodaanMengetahui Alasannya

Sepanjang hidupmu, kamu pasti sering menerima godaan dari orang lain dengan alasan yang berbeda-beda. Terkadang seseorang menggodamu karena dia menyukaimu; namun tidak jarang pula seseorang menggodamu karena dia sangat membencimu. Sesering apa pun kamu mengalaminya, toh pengalaman itu pasti tetap membuatmu merasa tidak nyaman dan terganggu. Jika selama ini kamu selalu bingung harus memberikan respons seperti apa, cobalah membaca artikel ini dan temukan berbagai metode untuk mengontrol reaksimu!

1
Mengubah Perilaku

  1. 1
    Ubah perspektifmu. Sering kali, cara seseorang merespons godaan akan terlihat dari caranya menyikapi tekanan. Jika kamu menganggap godaan sebagai sesuatu yang pantas disikapi dengan kemarahan, kemungkinan besar dia akan semakin menganggapmu sasaran empuk yang menyenangkan. Sebaliknya, jika kamu bersedia mengubah perspektifmu, kemungkinan besar dia akan menganggapmu korban yang membosankan dan menjauh darimu.[1]
  2. 2
    Respons godaannya dengan satu kalimat. Alih-alih melibatkan diri lebih dalam dengan berbalik menggodanya, cobalah menunggu hingga dia benar-benar selesai bicara; setelahnya, lontarkan respons berupa satu kalimat singkat dan pergilah dari hadapannya.[2] Setelah melontarkan respons, kedikkan bahumu, putar badanmu, dan pergilah dari hadapannya. Tindakan ini menunjukkan bahwa kamu bukanlah korban yang mudah terpengaruh; akibatnya, lambat laun dia akan merasa bosan dan meninggalkanmu. Cobalah melontarkan kalimat-kalimat berikut ini:
    • “Terima kasih sudah memberitahuku.”
    • “Oh, kukira aku keren.”
    • “Jadi apa maksudmu?”
    • Jaga nada suaramu agar tetap tulus dan positif, bukan sarkastis atau marah. Jangan memuaskan egonya dengan menunjukkan kekesalanmu.
  3. 3
    Tunjukkan kekuatan melalui suaramu. Melalui suaramu, tunjukkan bahwa kamu tidak akan terpengaruh perilakunya. Jangan terdengar kesal, jangan terdengar seperti akan menangis, dan jangan mengeluh. Sekalipun kamu merasa malu, naikkan suaramu agar kamu terdengar lebih kuat dan dia dapat mendengarmu dengan jelas.
    • Suara yang bergetar juga merupakan penanda bahwa godaannya berhasil memengaruhimu.
  4. 4
    Tunjukkan sikap tubuh yang tegas. Selain melalui suara, pastikan kamu juga menunjukkan kekuatan dan kepercayaan dirimu (meski kamu tidak benar-benar merasakannya) melalui sikap tubuhmu. Cobalah mengatur bahasa dan sikap tubuhmu ketika sedang berhadapan dengan orang-orang yang menganggumu.[3]
    • Pastikan postur tubuhmu mampu menunjukkan ketegasan. Berdirilah dengan telapak kaki melekat erat di lantai dan gantungkan tangan serelaks mungkin di sisi tubuhmu. Tatap mata orang-orang yang menganggumu dan tampilkan raut wajah yang relaks. Kamu juga boleh tersenyum kecil untuk semakin menunjukkan ketegasanmu.[4]
    • Cobalah memilih pose yang superior untuk semakin menambah kekuatanmu. Berdiri dengan pose yang superior ampuh meningkatkan kepercayaan dirimu untuk sesaat.[5] Misalnya, kamu bisa mencoba berdiri selayaknya superhero dengan meletakkan kedua tangan di pinggang, membuka kaki lebar-lebar, membusungkan dada, dan mengangkat dagu tinggi-tinggi. Pertahankan pose ini setidaknya selama satu atau dua menit.
  5. 5
    Tunjukkan reaksi yang tenang dan terkontrol. Merespons dengan kemarahan hanya akan memperburuk situasi; jadi pastikan kamu selalu merespons dengan tenang dan terkontrol. Alih-alih menangis tersedu-sedu atau berteriak-teriak, berusahalah memberikan reaksi seminimal mungkin. Dengan melakukannya, dia akan melihat bahwa kamu tidak takut terhadap kata-kata atau perilakunya.
    • Hindari memberikan respons langsung kepada sang penindas. Alih-alih, cobalah memilih kata-kata yang menunjukkan bahwa kamu tidak tertarik dengan perilakunya. Misalnya, kamu bisa merespons dengan berkata, “Sudah selesai bicaranya? Sori, aku tidak mendengarkanmu tadi,” atau “Hidupmu pasti membosankan sekali ya, sampai-sampai kau selalu lebih tertarik mengurusi hidupku.”.[6]
    • Cobalah untuk tidak memelihara siklus penindasan. Kamu mungkin akan tergoda untuk “melawan” dengan berbalik menghina sang penindas; namun pada satu titik, tindakan tersebut pasti akan kembali menyerangmu. Tanpa disadari, kamu telah memelihara – bukan memutuskan – siklus penindasan. Jangan menunjukkan reaksi yang akan semakin memperburuk situasi!
  6. 6
    Biarkan dia menggodamu. Cobalah melakukan eksperimen sederhana: selama satu minggu: pastikan kamu selalu diam dan tidak bereaksi ketika digoda. Jika setelah satu minggu dia tidak juga berhenti menggodamu, tandanya strategi ini kurang cocok untuk diterapkan dalam situasimu dan tidak perlu digunakan lagi.[7]
    • Cara terbaik untuk menenangkan diri ketika menerima godaan adalah dengan meyakini bahwa godaan tersebut tidak mengganggumu. Dengan demikian, suaramu pasti akan terdengar lebih kuat dan tulus – alih-alih marah dan sarkastis – ketika melontarkan respons.
    • Ucapkan kepada dirimu, “Biarkan saja, godaannya sama sekali tidak menggangguku.”. Percayai mantra ini! Cepat atau lambat kamu akan merasakan dampaknya.
  7. 7
    Anggap perilakunya sebagai pujian. Mungkin saja seseorang menggodamu bukan karena membencimu, melainkan karena menyukaimu (dan dia tidak tahu harus menunjukkan rasa sukanya dengan cara apa). Sekalipun intensinya negatif, anggaplah perilaku tersebut sebagai pujian. Ingat, dari sekian banyak orang di sekitarmu, dia justru memilihmu! Dengan memiliki pola pikir tersebut, niscaya kamu akan lebih mudah menekan dorongan untuk marah-marah atau bertindak agresif.

2
Mengabaikan Godaan

  1. 1
    Bersikaplah seakan-akan kamu tidak bisa mendengarnya. Salah satu strategi untuk menanggapi godaan adalah dengan berpura-pura tidak mendengar kata-kata yang dilontarkan sang penindas. Jika seseorang menghinamu lalu memancingmu untuk merespons, cukup sumbat telingamu dengan jari telunjuk dan gelengkan kepalamu kuat-kuat. Dengan melakukannya, kamu telah mengubah situasi tersebut menjadi lelucon yang konyol; terutama jika mulutmu turut bergerak tanpa suara seakan-akan sedang menirukan kata-katanya.
    • Merespons dengan humor ampuh meredakan ketegangan situasi. Jika dia sadar bahwa godaan atau hinaannya tidak disikapi dengan serius olehmu, niscaya dia akan segera menghentikan perilakunya.[8]
  2. 2
    Pergilah tanpa mengatakan apa pun. Namun hati-hati, jika tidak dilakukan dengan benar metode ini justru akan memosisikanmu sebagai sosok yang sangat emosional. Jangan melangkah pergi dengan postur yang buruk atau kamu akan terlihat kalah di matanya. Jangan pula melangkah pergi dengan wajah yang tertekuk atau dihiasi air mata. Tinggalkan dia dengan mengangkat dagumu tinggi-tinggi dan melangkahlah dengan penuh percaya diri meskipun hinaannya mungkin tidak seberapa untukmu.
    • Bersikaplah seakan-akan kamu memang akan meninggalkannya.
  3. 3
    Menguaplah alih-alih marah. Tunjukkan rasa bosanmu dengan menyilangkan lengan, mengetukkan telapak kaki ke lantai, atau terus-menerus melihat jam; niscaya dia akan sadar bahwa kamu tidak memiliki waktu luang untuk menanggapi godaannya. Memperlihatkan raut bosan menunjukkan bahwa perilakunya tidak mengganggumu. Percayalah, dia akan segera meninggalkanmu setelahnya.
  4. 4
    Berikan respons dengan topik yang berbeda. Jika ada yang menggoda atau menghinamu, cobalah melontarkan komentar atau pertanyaan yang tidak berhubungan dengan objek hinaannya. Respons semacam ini menunjukkan bahwa kamu tidak tertarik menanggapi perilakunya.
    • Cobalah merespons dengan lelucon seperti, “Permainan apa yang paling disukai tornado? Twister!”[9]
    • Berikan komentar yang melenceng seperti mengenai cuaca pada hari itu.
  5. 5
    Beri tahu orang dewasa atau figur otoritas lainnya. Jika mengabaikannya tidak berhasil membuatnya berhenti menggodamu, segeralah menghubungi guru, orang dewasa, atau figur otoritas lainnya (seperti bos di kantor). Pastikan kamu meminta nasihat – bukan solusi – kepada mereka.
    • Jika tidak secepatnya diatasi, situasi dapat berangsur memburuk. Oleh karena itu, pastikan kamu meminta bantuan orang lain untuk mengonfrontasi sang penindas; tunjukkan bahwa perilakunya sudah sangat mengganggumu.

3
Mengetahui Alasannya

  1. 1
    Pahamilah bahwa ini adalah sebuah permainan. Meski setiap penindas memiliki alasannya masing-masing untuk menindas orang lain, pada dasarnya mereka semua menganggap penindasan sebagai sebuah permainan. Aturan mainnya: jika kamu bereaksi, mereka menang; jika kamu tidak bereaksi, mereka kalah. Tidak ada orang yang menyukai kekalahan; inilah mengapa kamu perlu bereaksi seminim mungkin (jika memungkinkan, jangan memberikan reaksi apa pun) agar orang-orang tersebut menghentikan perbuatannya.[10]
    • Meski seseorang menggodamu karena menyukaimu, pada dasarnya ini tetap merupakan permainan untuknya. Namun alih-alih tidak memberikan reaksi, cobalah mendorongnya untuk mengakui rasa sukanya dengan jujur kepadamu.
  2. 2
    Akuilah bahwa permainan ini menyenangkan untuknya. Pahamilah bahwa sering kali penindasan terjadi karena pelakunya memang “suka” melakukannya. Bagi mereka, menindas seseorang adalah hiburan yang mampu membuat mereka melupakan berbagai emosi negatif dan merasa lebih baik. Sering kali, mereka bahkan melakukannya bukan atas dasar kebencian terhadap korban! Jika kamu mampu memahami bahwa penindasan sering kali tidak bersifat personal, niscaya kamu akan lebih mudah menyikapinya.[11]
    • Cari tahu latar belakang orang yang menindasmu dan amati apakah hidupnya memang kurang bahagia. Berempati terhadap orang yang menindasmu juga akan membantumu untuk menyikapi perilakunya dengan lebih positif.
  3. 3
    Pahamilah bahwa reaksimulah yang menentukan perilakunya. Jika kamu menolak bereaksi, tandanya permainan sudah berakhir dan kamu menang. Pada dasarnya, reaksi terbaik untuk menanggapi godaan, hinaan, atau ejekan adalah dengan tidak bereaksi.

Tips

  • Jika kamu benar-benar tidak bisa menyelesaikan masalahmu sendirian, mintalah bantuan kepada figur otoritas seperti guru atau orang tuamu untuk turut campur tangan.
  • Jika kamu merasa ingin menangis ketika berusaha mati-matian untuk tidak memberikan respons, berusahalah mengabaikan keinginan tersebut.
  • Langkah-langkah di atas bisa kamu terapkan di berbagai lokasi seperti ruang kelas, taman bermain, internet, atau bahkan di rumah.

Peringatan

  • Jangan biarkan siapa pun mengontrolmu. Jika langkah-langkah di atas tidak berhasil, pastikan kamu tetap menceritakan masalahmu kepada seseorang. Tidak perlu merasa malu jika kamu tidak bisa mengatasi masalahmu sendirian; toh kamu sudah melakukan segala upaya yang terbaik.
  • Jika dia mengancam akan memukulimu karena kamu berhenti merespons, segeralah menghubungi pihak yang berwenang.

Sumber =

  1. http://bullies2buddies.com/how-to-stop-being-teased-and-bullied-without-really-trying-intro/lesson-2-change-your-attitude/
  2. https://www.loveandlogic.com/articles-advice/tease-proof-your-kids-helping-children-deal-with-teasing
  3. http://www.scienceofpeople.com/2014/05/look-feel-confident-using-body-language/
Tampilkan lainnya... (8)