3 Cara untuk Menghadapi Orang tua yang Kejam - 绮罗网

Cara Menghadapi Orang tua yang Kejam

3 Metode:Menegaskan Diri dalam PercakapanMeminta Lebih Banyak Kebebasan dan Rasa HormatMenghadapi Sikap kejam Orang Tua yang Tidak Kunjung Reda

Bertengkar dan berdebat dengan orang tua memang tidak bisa dielakkan, tidak peduli berapa pun usiamu. Akan tetapi, menghadapi orang tua saat mereka berperilaku kejam atau marah bukan sesuatu yang mustahil. Jika kamu membiarkan emosi orang tua mereda, pahami mengapa mereka bertindak dengan cara seperti itu, dan carilah cara untuk mengatasi situasi tersebut dengan tenang sehingga kamu bisa mencairkan emosi mereka atau perilaku kejam yang tidak diharapkan.


Catatan: Ada perbedaan serius antara orang tua yang kejam dan orang tua yang melakukan kekerasan. Jika kamu merasa orang tua melakukan tindak kekerasan baik secara fisik, mental, atau seksual entah terhadapmu atau terhadap teman, silakan klik di sini.

1
Menegaskan Diri dalam Percakapan

  1. 1
    Luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri sebelum berbicara dengan orang tua. Kamu tidak akan mampu mengekspresikan perasaanmu sepenuhnya dengan berteriak-teriak dan menjerit-jerit. Ingatlah bahwa perilaku seseorang tercermin dalam pembicaraan. Jika kamu semakin keras dan marah, orang tua akan merespons dengan sikap yang semakin kejam. Jika kamu bisa menenangkan diri, mereka juga akan melakukan hal yang sama. Jika situasi benar-benar memanas, cobalah untuk berbicara dengan mereka sekitar satu jam setelah peristiwa yang penuh gejolak itu. Jangan mencoba menanganinya saat “luka” masih berdarah.[1]
    • “Aku butuh waktu untuk menenangkan diri. Aku akan pergi berjalan-jalan di sekitar rumah/ke kamar/dan sebagainya. Bisakah kita berbicara lagi dalam 10 menit?"
    • Pejamkan mata dan hitung sampai sepuluh, sambil menarik napas panjang pada setiap hitungan. Butuh waktu beberapa detik saja untuk menenangkan otak dari semburan kemarahan awal.
    • Dengarkan musik yang menenangkan. Putarlah musik, pejamkan mata dan berkonsentrasilah pada pernapasan untuk menenangkan diri.[2]
  2. 2
    Kenali dan akui setiap kesalahan untuk mengalihkan percakapan dari dirimu. Bukan berarti kamu menyerah begitu saja saat mereka menyerangmu. Tindakan itu justru menunjukkan kemauanmu menawarkan perdamaian kepada mereka. Kemungkinan besar orang tua bersikap kejam atau marah karena mereka merasa kamu membuat kesalahan atau tidak menghormati mereka. Meskipun kamu tidak melakukan kesalahan, mintalah maaf untuk kesalahpahaman yang terjadi dan berjanjilah untuk memperbaikinya. Jika kamu menawarkan perdamaian terlebih dahulu, betapa pun kecilnya, kamu akan langsung meredakan kobaran amarah mereka. Semua itu dimulai dengan permintaan maaf.
    • “Maaf aku lupa menelepon, aku memang salah."
    • “Seharusnya aku tidak melanggar janjiku, aku minta maaf."
    • "Aku tidak bermaksud berteriak, aku hanya merasa kita salah paham satu sama lain."[3]
  3. 3
    Dengarkan mereka tanpa menyela. Ini mungkin bagian tersulit dari seluruh situasi yang terjadi, tetapi juga yang paling penting. Terkadang orang tua yang kejam hanya perlu melampiaskan kemarahan, dan kamu, sebagai anak mereka, selalu ada di di dekat mereka untuk mendengarkan. Mungkin sulit bagimu untuk mendengarkan tanpa menyela, tetapi kebanyakan orang tua akan kehabisan bahan untuk dikatakan jika kamu membiarkan mereka terus berbicara. Biarkan mereka melampiaskan semuanya, dan setelah mereka selesai, tawarkan cerita versimu sendiri.
    • Cobalah mengingatkan orang tua dengan tenang untuk tidak menyela saat kamu berbicara. Jika kamu bisa tetap diam saat mereka berbicara, akan lebih mudah meminta mereka tetap diam saat kamu berbicara.
    • “Aku ingin mendengar apa yang terjadi dari sudut pandang ibu/ayah.” Begitu kamu mampu memahami perspektif mereka, kamu bisa bekerja sama dengan orang tua untuk memperbaiki situasi.[4]
  4. 4
    Ulangi apa yang menjadi topik utama argumentasi mereka. Jika kamu bisa mengulangi apa yang mereka katakan dengan cara yang kooperatif dan tenang, hal itu bisa membantu orang tua percaya bahwa kamu mampu memahami mereka. Apalagi jika kamu bisa memperlihatkan kepada mereka bagaimana ucapan mereka berhubungan dengan gambaran yang lebih besar. Yang paling penting, hal itu memungkinkan kamu mengendalikan pembicaraan, merumuskan kembali kekhawatiran mereka dari sudut pandang pribadi.
    • "Aku sekarang bisa memahami bahwa ayah dan ibu khawatir aku mengalami musibah jika tidak menelepon."
    • "Aku tahu ibu khawatir kalau aku tidak akan punya cukup waktu untuk menyelesaikan PR."
    • "Aku mengerti kalau ibu merasa kesal karena ibu menyayangiku dan menginginkan yang terbaik untukku."
  5. 5
    Jelaskan sudut pandangmu secara berurutan. Kebanyakan pertengkaran, kemarahan, dan kekejaman yang dilakukan orang tua karena mereka tidak memahami situasi dari sudut pandangmu. Alih-alih meneriakkan “Kalian tidak memahamiku sama sekali!”, luangkan waktu untuk memberi tahu mereka apa pendapatmu. Tuturkan cerita menurut sudut pandangmu sendiri dengan langkah tenang dan rasional. Mereka akan kesulitan menanggapi dengan kemarahan jika kamu memberikan pandangan yang masuk akal. Jadi, pertahankan dirimu dan perlihatkan kepada mereka bahwa ada penjelasan untuk tindakanmu.[5]
    • "Aku tidak tahu kalau terlihat seperti itu. Sebenarnya apa yang aku lakukan adalah…."
    • "Aku hanya ingin menceritakannya menurut versiku terlebih dahulu."
    • "Aku mengerti mengapa ibu memiliki pandangan seperti itu, tetapi dilihat dari sudut pandangku…."
  6. 6
    Carilah solusi bersama-sama untuk memastikan pertengkaran seperti itu tidak akan terjadi lagi. Jangan menunggu sampai orang tua menjatuhkan hukuman kepadamu. Bersikaplah proaktif dan berikan saran, bekerja samalah untuk mencari cara agar terhindar dari pertengkaran yang sama di masa mendatang. Kamu perlu menunjukkan bahwa kamu bagian dari pembicaraan, dan kamu akan memperbaiki situasinya. Cara ini memungkinkan orang tua berpihak kepadamu, meskipun kamu merasa sebenarnya mereka bersalah. Pastikan untuk menjaga agar situasinya tetap menyenangkan, sambil berusaha untuk meredakan perilaku kejam orang tua sebelum tanda-tanda itu mulai muncul. Contohnya:
    • Jika kamu lupa menelepon mereka atau lupa memberi kabar kepada mereka, berjanjilah bahwa kamu tidak akan menggunakan ponsel selama seminggu jika kamu lupa lagi lain kali.
    • Jika mereka memintamu untuk membantu mengerjakan tugas rumah tangga, buatlah daftar pekerjaan yang bersedia kamu kerjakan, dan kapan kamu bisa menyelesaikannya setiap minggu.
    • Jika mereka ingin ikut campur dalam kehidupan pribadimu, tanyakan apakah mereka mengizinkanmu mengundang teman atau pacar baru untuk makan malam atau menonton film supaya mereka bisa berkenalan dengannya.[6]
  7. 7
    Ketahui bahwa “kekejaman” orang tua hanyalah cara mereka menunjukkan kepedulian. Dalam hampir setiap situasi orang tua tidak benar-benar bermaksud kejam. Alih-alih, mereka hanya mencoba melindungi anak mereka. Orang tua mencintaimu, dan kemarahan mereka biasanya dipicu oleh rasa takut, misalnya takut kamu hilang, takut kamu tidak menghormati mereka atau keinginan mereka, takut kamu tidak berusaha keras di sekolah, dan sebagainya. Begitu kamu mengenali mengapa orang tua bersikap kejam, akan lebih mudah menenangkan dan membuat mereka merasa bahagia kembali.[7]
    • Apakah orang tua benar-benar bersikap kejam, ataukah mereka hanya membuat keputusan yang tidak kamu setujui? Begitu juga, apakah kamu bersikap kejam, ataukah orang tua hanya tidak setuju dengan keputusan yang kamu ambil? Pikirkan hal ini sebelum kamu melampiaskan kemarahan.[8]

2
Meminta Lebih Banyak Kebebasan dan Rasa Hormat

  1. 1
    Buatlah daftar permintaan yang masuk akal dan dapat ditindaklanjuti. Jika kamu hanya mengatakan, “Sikap ayah itu jahat”, tidak banyak yang bisa kamu capai. Kamu harus membuat spesifikasi yang lebih spesifik untuk memungkinkan terjadinya perubahan nyata. Luangkan waktu untuk bertanya kepada diri sendiri, apa sebenarnya yang membuat orang tuaku bersikap kejam? Apa yang dapat kami lakukan untuk mengubahnya menjadi lebih baik?
    • Jangan berpikir bahwa kamu sedang membuat daftar tuntutan. Kamu tentu tidak ingin orang tua merasa seperti sandera.
    • Pikirkan alasan di balik setiap permintaan. Beri tahu mereka bahwa nama panggilan yang mereka gunakan menyinggung perasaanmu, atau kamu tidak sempat membereskan kamar karena mengerjakan PR dan melakukan kegiatan olahraga.
  2. 2
    Carilah tempat yang tenang untuk berbicara dengan orang tua. Setelah merasa tenang, kamu harus memberi tahu orang tua bahwa kamu perlu membicarakan sesuatu yang penting dengan mereka. Carilah tempat yang tenang di rumah yang memungkinkan kamu tidak akan diganggu dan pilihlah waktu yang sesuai dengan jadwal kegiatanmu sehingga kamu memiliki waktu setidaknya satu jam untuk berbicara.
    • "Aku ingin tahu apakah kita bisa berbicara empat mata di ruang keluarga setelah makan malam."
    • "Aku ingin sekali mengeluarkan unek-unek yang menyesakkan dadaku."
  3. 3
    Beri tahu mereka bagaimana perilaku mereka memengaruhi perasaanmu. Mungkin mereka tidak menyadari bahwa sikap mereka terlihat kejam. Memberi tahu mereka bagaimana perasaanmu mungkin cukup untuk membuat mereka merenungkan perilaku mereka sendiri dan mencari cara untuk memperbaikinya. Bersikaplah jujur, terbuka, dan spesifik, sambil memanfaatkan cerita dari masa lalu untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa ini bukan sekadar imajinasimu saja.
    • Jika kamu ingin mereka mendengarkan, kamu juga harus bersedia mendengarkan. Kamu mungkin akan terkejut mengetahui orang tuamu mungkin memiliki perasaan yang sama tentang dirimu.
    • Jangan menuduh atau bersikap kejam kepada orang tua. Tindakanmu ini akan membuat mereka bersikap defensif, dan bahkan semakin kejam atau marah.
  4. 4
    Jangan meninggalkan pembicaraan, bahkan ketika situasi semakin memanas. Anggukkan kepala saat mereka berbicara, jangan menyilangkan lengan dan kaki, dan lakukan kontak mata dengan orang tua saat mereka berbicara. Jika bahasa tubuhmu mengisyaratkan bahwa kamu mendengarkan, mereka akan terdorong untuk berbicara dan kamu akan terlihat kooperatif dan tenang. Memfokuskan diri pada pembicaraan akan membantumu terlihat dewasa dan rasional.
    • Jangan mendesah atau menggunakan isyarat yang menunjukkan bahwa kamu frustrasi.
    • Jangan melipat lengan atau kaki. Tindakan ini akan membuatmu terlihat menutup diri.
    • Jangan mencoret-coret, menekuri tangan, atau bergerak-gerak dengan gelisah saat mereka berbicara. Berikan mereka perhatian penuh.
  5. 5
    Buatlah tujuan yang cerdas dan realistis dan bisa kamu capai bersama orang tua. Setelah kamu memberi tahu mereka bagaimana perasaanmu, ajukan permintaanmu. Beri tahu mereka bahwa kamu ingin menyusunnya bersama dan akan menghargai masukan dari mereka. Jika kamu memiliki tujuan solid dan nyata yang bisa dicapai, akan lebih mudah melihat kemajuan yang nyata dan kamu bisa menjadikannya sebagai referensi jika orang tua melanggar apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama.[9]
    • Jika kamu menginginkan lebih banyak waktu luang bersama teman, katakan bahwa kamu hanya akan pergi setelah semua PR/tugas rumah tangga selesai.
    • Jika kamu merasa terlalu banyak dibebani pekerjaan di rumah, tunjukkan jadwalmu kepada mereka dan berikan penawaran bahwa kamu akan menyisihkan waktu tertentu untuk mengerjakan tugas di halaman.
  6. 6
    Jagalah komunikasi, sambil bekerja sama untuk membangun rasa hormat, setiap hari. Satu pembicaraan tidak akan mengubah seluruh hubungan dalam sekejap. Upaya ini harus dilakukan terus-menerus. Jadi, pastikan kamu terus berkomunikasi dengan orang tua. Ingatkan mereka tentang janji-janjimu, dan penuhi kewajiban yang telah kamu sepakati untuk memastikan mereka juga akan memenuhi kewajiban mereka.
    • Tinjau kembali percakapan itu setelah 1-2 bulan. Jika semua berjalan lancar, ucapkan terima kasih kepada orang tua untuk dukungan dan rasa hormat mereka. Menegaskan kembali hal-hal positif akan sangat membantu.[10]

3
Menghadapi Sikap kejam Orang Tua yang Tidak Kunjung Reda

  1. 1
    Pahami sudut pandang orang tua. Cobalah untuk bersikap terbuka terhadap apa yang dirasakan orang tua situasi seperti itu dan alasan di balik sikap mereka. Sering kali, kamu bukan satu-satunya alasan yang mendorong orang tua bersikap kejam. Sama seperti dirimu, mereka juga memiliki tekanan, kekhawatiran dan hubungan yang harus mereka tangani, dan tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian ketegangan ini meluap menimpamu. Itulah risiko menjadi bagian sebuah keluarga.[11]
    • Adakah cara untuk membantu orang tua menangani stres mereka? Mungkin membantu melakukan 1-2 tugas ekstra pada akhirnya akan membantu mereka merasa rileks dan membuat semua orang lebih bahagia.
    • Apakah kekhawatiran atau ”kekejaman” orang tua benar-benar menjadi masalah besar dalam skema besar? Apakah suasana hati mereka hanya sedang buruk karena pekerjaan, ataukah mereka benar-benar kejam?
    • Di luar insiden kecil itu, tanyakan kepada diri sendiri apakah orang tuamu menunjukkan dukungan, cinta, dan kepedulian untukmu? Semua orang tua bisa sedikit marah, tetapi itu tidak berarti mereka membencimu.
  2. 2
    Bersikaplah tenang dan tunjukkan rasa hormat, bahkan ketika mereka bersikap kejam. Jika kamu langsung mengajak mereka bertengkar setiap kali kamu merasa mereka bersikap kejam, kamu hanya akan membuat amarah mereka terus berkobar. Setiap orang mengalami hari-hari yang sulit, dilanda suasana hati yang buruk, dan keliru menyangka seseorang menyakiti mereka. Jika kamu melampiaskan amarah kepada orang tua setiap kali mereka menunjukkan amarah, kamu hanya akan mengembangkan pola kekejaman. Alih-alih, jadilah diri sendiri dan putuskan dengan bijak apakah kamu perlu terlibat dalam pertengkaran dengan mereka.
    • Pergilah menyendiri selama beberapa menit jika kamu merasa kesal. Kemungkinan besar, dalam kesendirian, baik kamu maupun orang tua akan lupa mengapa semua orang merasa marah.[12]
  3. 3
    Tebarkan kepositifan. Jadilah orang yang bahagia di dalam rumah. Memiliki pola pikir dengan aura positif dan mendukung bisa menular, dan terbukti dapat mencegah perundungan dan kemarahan dari kebanyakan orang.[13] Kamu hanya membutuhkan beberapa hal sederhana seperti:
    • Ucapkan terima kasih kepada orang tua setiap hari untuk sesuatu,misalnya makan malam, rencana liburan, sarung tangan bisbol baru. Yang terpenting adalah rasa terima kasihmu.
    • Beri tahu orang tua bahwa kamu menyayangi mereka. Kartu sederhana, tetapi penuh perhatian pada hari ulang tahun mereka, pelukan singkat sebelum pergi sekolah, ucapan singkat “aku sayang ibu” sebelum pergi tidur sekali-sekali, semua hal-hal kecil itu lama-kelamaan akan menjadi besar dan dapat meredakan kekejaman lebih baik dari apa pun.
    • Mintalah maaf saat kamu membuat kekacauan. Hadapi kemarahan mereka dan akui kesalahanmu. Dengan mengendalikan situasi, kamu hanya membuka sedikit peluang bagi mereka untuk marah.[14]
  4. 4
    Bangunlah kelompok teman yang mendukungmu di luar lingkungan rumah. Jika ada kelompok gereja, klub, olahraga, kelompok pendukung, dan sebagainya yang diikuti teman-temanmu atau yang menarik minatmu, kamu harus mencari informasi kapan mereka mengadakan pertemuan dan tanyakan kepada orang tua apakah kamu boleh pergi. Jika ada teman yang bergabung dengan kelompok tersebut, tanyakan kepada teman apakah kamu bisa pergi bersamanya. Organisasi semacam ini dapat membantumu membentuk identitas dan tujuan positif di luar lingkungan keluarga.[15]
    • Pergi keluar rumah adalah cara yang baik untuk meredakan ketegangan antara orang tua dan anak. Kamu memiliki kehidupan sendiri yang harus dijalani, dan orang tua tidak perlu melakukan segalanya untukmu.
  5. 5
    Ketahui kapan pola pengasuhan yang normal berubah menjadi tindak kekerasan. Kebanyakan orang tua tidak akan pernah bermimpi melakukan tindak kekerasan kepada anak, dan pada umumnya kedisiplinan, perdebatan, dan hukuman tidak termasuk penganiayaan terhadap anak. Namun, kamu harus berbicara kepada konselor bimbingan, langsung menghubungi layanan hotline Komnas Perlindungan Anak di nomor 021-8779 1818, atau hotline pengaduan masyarakat di nomor 082125751234 jika mengalami hal berikut:[16]
    • Terus-menerus diremehkan, mengalami perundungan, mendapat julukan yang tidak menyenangkan, atau mengalami kekerasan verbal.
    • Merasa ngeri atau sangat ketakutan saat berada di dekat orang tua.
    • Merasa dikasari atau tidak aman.
    • Pemukulan, penyerangan, atau ancaman serius.
    • Kekerasan atau pelecehan seksual.[17][18]

Tips

  • Waktu adalah teman baikmu. Cobalah memberi tenggang waktu antara pertengkaran atau setelah peristiwa besar yang dapat membuat mereka marah. Setiap orang akan bersikap lebih baik setelah mendapat kesempatan untuk menenangkan diri.
  • Jangan biarkan orang tua menyangkal apa yang kamu rasakan. Hanya karena mereka mengalami hari yang buruk, bukan berarti kamu tidak berhak merasa terluka oleh tindakan mereka dan menginginkan permintaan maaf.
  • Pastikan suaramu didengar! Undang-undang menyatakan anak memiliki hak untuk mengekspresikan diri.
  • Ingatlah untuk bersikap tenang dan dengarkan perspektif masing-masing. Situasinya mungkin tidak seburuk perkiraanmu.

Sumber

  1. http://www.pbs.org/thisemotionallife/blogs/7-quick-ways-calm-down
  2. http://liveboldandbloom.com/04/relationships/how-to-deal-with-mean-nasty-people-in-your-life-who-happen-to-be-in-your-family
  3. http://liveboldandbloom.com/04/relationships/how-to-deal-with-mean-nasty-people-in-your-life-who-happen-to-be-in-your-family
Tampilkan lainnya... (15)