Cara Membeli Pil Kontrasepsi Darurat - 绮罗网

Cara Membeli Pil Kontrasepsi Darurat

4 Bagian:Mendapatkan Pil DaruratMenggunakan Pil DaruratMenggunakan Pil Kontrasepsi Reguler untuk Kontrasepsi DaruratMulai Menggunakan Kontrasepsi Reguler

Jika Anda berhubungan seks tanpa perlindungan atau khawatir bahwa metode kontrasepsi yang Anda gunakan gagal, mungkin Anda khawatir akan hamil di luar rencana. Kontrasepsi darurat, seperti “pil darurat”, dapat mencegah kehamilan dan membuat pikiran Anda tenang. Anda dapat membeli pil kontrasepsi darurat di apotek atau klinik kesehatan, atau dengan meminta resep dari dokter.[1]

Bagian 1
Mendapatkan Pil Darurat

  1. 1
    Kunjungi apotek atau toko terdekat. Anda dapat membeli pil kontrasepsi darurat bebas resep di apotek dan beberapa toko obat atau swalayan besar. Harga pil kontrasepsi darurat beragam, dari Rp35.000 hingga Rp150.000.
    • Pil kontrasepsi darurat biasanya ada di bagian metode perencanaan keluarga lain, seperti kondom.[2]
    • Jika Anda tidak melihat pil darurat di rak, tanyakan kepada pegawai apotek.[3]
    • Ada beberapa opsi generik dan merek. Keduanya sama-sama efektif dan Anda dapat memutuskan berdasarkan anggaran dan apakah Anda sensitif terhadap salah satu bahan aktifnya.[4]
    • Sadari bahwa beberapa toko obat tidak menjual pil darurat karena alasan moral perusahaan. Pertimbangkan untuk menelepon terlebih dahulu jika Anda punya alasan menduga bahwa pemilik toko tersebut tidak menyetujui penundaan kehamilan.
  2. 2
    Kunjungi klinik kesehatan seksual atau klinik umum. Mungkin Anda bisa mendapatkan pil darurat dari klinik kesehatan seksual atau puskesmas.[5] Jika Anda datang pada jam kerja, cara ini lebih mudah dan lebih privat daripada membeli ke toko obat.
    • Pil darurat di sini mungkin bisa didapatkan tanpa membayar, atau klinik mungkin menurunkan harga untuk orang-orang yang tidak mampu.[6] Mungkin Anda harus menyediakan informasi tentang pendapatan dan asuransi jika ingin keringanan.
    • Anda bisa mencoba mendatangi Klinik Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di kota Anda.
    • Sebagian besar perusahaan menyediakan klinik yang mungkin menyediakan pil kontrasepsi reguler atau darurat. Jika Anda tidak yakin apakah pil ini tersedia, tanyakan kepada perawat atau staf di klinik tersebut.
  3. 3
    Dapatkan resep dokter. Dokter dapat meresepkan kontrasepsi darurat. Jika Anda tidak yakin apa yang harus dipilih atau memiliki pertanyaan tentang pil darurat, jadwalkan pertemuan dengan dokter. Katakan kepada resepsionis bahwa Anda punya masalah penting sehingga dokter dapat menemui Anda sesegera mungkin.
    • Anda harus menjelaskan situasinya kepada dokter, baru dokter dapat meresepkan pil darurat untuk Anda. Dokter juga mungkin akan menyarankan Anda menggunakan kontrasepsi reguler.
    • Kontrasepsi yang paling umum adalah Plan B.
    • Merek NorLevo tidak begitu efektif pada wanita dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 35. Ini mungkin juga berlaku dengan merek pil kontrasepsi darurat lain.[7]
    • Ingat bahwa Anda harus minum pil ini sesegera mungkin karena efektivitasnya berkurang jika Anda menunggu.

Bagian 2
Menggunakan Pil Darurat

  1. 1
    Minum pil darurat sesegera mungkin. Jika Anda berhubungan seks tanpa perlindungan dan khawatir akan hamil, minumlah pil darurat sesegera mungkin. Biasanya, Anda bisa minum pil darurat hingga lima hari sesudah berhubungan.[8]
    • Sadari bahwa wanita di bawah usia dewasa harus membawa resep untuk membeli pil darurat.[9]
    • Anda bisa minum pil darurat kapan saja dalam siklus menstruasi.[10]
    • Pil darurat merupakan cara aman dan efektif untuk mencegah kehamilan.[11] Akan tetapi, pil ini tidak untuk digunakan sebagai kontrasepsi reguler.[12]
  2. 2
    Bicaralah dengan apoteker tentang indikasinya. Meskipun semua wanita dapat menggunakan pil darurat, efektivitasnya pada tiap wanita mungkin tidak sama dan ada beberapa wanita yang mungkin alergi terhadap pil ini. Pastikan Anda membaca dan memahami indikasi atau kontraindikasi pil darurat.[13]
    • Efektivitas pil darurat berkurang untuk wanita dengan IMT di atas 25.[14]
    • Obat-obatan tertentu seperti barbiturat atau suplemen lain seperti St. John’s Wort mungkin mengurangi keefektifan pil darurat.[15]
    • Jika Anda alergi dengan salah satu komponen pil darurat, keefektifannya juga berkurang.[16]
  3. 3
    Perhatikan efek sampingnya. Ada sebagian wanita yang merasakan efek samping setelah minum pil darurat. Efek samping tersebut biasanya menghilang setelah beberapa hari. Berikut efek samping yang mungkin akan Anda alami setelah meminum pil darurat:[17]
    • Mual dan muntah.[18]
    • Lelah, pusing, atau sakit kepala.[19]
    • Nyeri payudara dan sakit perut bagian bawah atau kram.[20]
    • Keluar darah di antara haid atau kram menstruasi yang parah.[21]
    • Hubungi dokter secepatnya jika Anda mengeluarkan darah atau flek selama lebih dari seminggu atau jika merasakan sakit perut yang parah 3–5 minggu setelah minum pil darurat. Ini dapat membantu mencegah kehamilan di luar rahim.[22]
  4. 4
    Ulangi minum pil darurat jika Anda muntah. Salah satu efek samping pil darurat yang paling umum adalah mual. Jika Anda muntah satu jam setelah minum pil, ulangi dengan dosis yang sama.[23]
    • Jangan mengulang keseluruhan proses, hanya dosis yang Anda muntahkan.[24]
    • Mungkin Anda perlu minum obat antimual untuk menenangkan perut.[25]
  5. 5
    Hindari penggunaan beberapa pil kontrasepsi darurat yang berbeda sekaligus. Gunakan satu saja. Penggunaan dua jenis pil darurat tidak akan menggandakan efektivitasnya dalam mencegah kehamilan, tetapi justru mengurangi efektivitasnya.[26]
    • Kemungkinan besar Anda akan mual, muntah, dan mengalami efek samping lain jika menggunakan beberapa jenis pil darurat sekaligus.[27]
  6. 6
    Gunakan kontrasepsi pendukung. Jika Anda sudah minum pil darurat dan tidak menggunakan kontrasepsi reguler, gunakan kontrasepsi pendukung. Ini dapat membantu mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.[28]
    • Pertimbangkan menggunakan kondom sebagai kontrasepsi pendukung.[29]
    • Gunakan kontrasepsi pendukung selama 14 hari setelah minum pil darurat.[30]

Bagian 3
Menggunakan Pil Kontrasepsi Reguler untuk Kontrasepsi Darurat

  1. 1
    Tentukan dosis Anda. Jika Anda minum pil kontrasepsi reguler dan melewatkan satu dosis, Anda dapat menambah dosis sebagai bentuk kontrasepsi darurat. Akan tetapi, bicaralah lebih dahulu dengan dokter atau apoteker untuk menentukan jumlah pil yang harus Anda minum.[31]
    • Anda juga dapat mendiskusikan opsi yang dimiliki dengan petugas PKBI.
    • Ukuran satu dosis berbeda-beda tergantung jenisnya, mungkin 4 atau 5 pil.
  2. 2
    Minum dua dosis. Setelah menentukan berapa banyak pil yang dibutuhkan, minum dua dosis dalam setiap 12 jam. Cara ini merupakan metode pencegahan kehamilan yang dianggap aman dan efektif.[32]
    • Minumlah dosis pertama paling lambat 5 hari atau 120 jam setelah berhubungan tanpa pelindung.
    • Minum dosis kedua 12 jam setelah dosis pertama. Kurang atau lebih satu jam dari itu tidak masalah.
  3. 3
    Jangan minum pil ekstra. Anda mungkin tergoda untuk minum lebih dari 4–5 pil untuk memastikan pil tersebut bekerja, tetapi ini tidak akan mengurangi kemungkinan hamil. Satu-satunya pengaruh adalah meningkatkan kemungkinan sakit perut.[33]
    • Jika Anda merasa sakit perut hebat, cari pertolongan medis.

Bagian 4
Mulai Menggunakan Kontrasepsi Reguler

  1. 1
    Pertimbangkan harapan dan gaya hidup keluarga Anda. Ketika memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi, ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti apakah dan kapan Anda ingin punya anak, apakah Anda ingin minum pil atau tidak masalah jika minum obat setiap hari, dan juga gaya hidup, seperti apakah Anda sering bepergian. Dengan memikirkan pertanyaan ini, Anda dapat menentukan jenis kontrasepsi yang paling sesuai.[34]
    • Jika Anda dan suami ingin menunggu beberapa tahun untuk punya anak, Anda dapat memilih metode kontrasepsi jangka panjang seperti intrauterine device (IUD).
    • Untuk perlindungan ganda dari kehamilan dan penyakit menular seksual, Anda dapat menggunakan pil kontrasepsi dan kondom.[35]
    • Pikirkan pertanyaan seperti, “Apa aku harus menyiapkan kontrasepsi tiap kali berhubungan?”, “Apa aku akan ingat minum pil tiap hari?”, “Apa aku ingin mengakhiri kesuburan secara permanen?”.[36]
    • Anda juga perlu memikirkan kesehatan. Misalnya, jika Anda menderita migrain, pil kontrasepsi mungkin bukan pilihan terbaik.
  2. 2
    Pertimbangkan metode penghalang lain. Anda dapat memilih metode penghalang yang dipasang atau dimasukkan tepat sebelum berhubungan, seperti kondom pria dan wanita, diafragma, cervical cap, atau spermisida.[37]
    • Jika digunakan dengan benar, metode ini dapat mencegah kehamilan, tetapi mungkin sebagai metode sekunder untuk memastikan Anda tidak hamil. Contohnya, jika Anda menggunakan kondom, yang memiliki tingkat kegagalan 2–18%, Anda mungkin perlu menggunakan spermisida. [38]
    • Kelebihan metode penghalang adalah juga melindungi dari infeksi menular seksual.
  3. 3
    Cobalah kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi hormonal memiliki tingkat kegagalan rendah, kurang dari 1–9%, sehingga merupakan pilihan bagus jika Anda ingin menghindari kehamilan dalam hubungan jangka panjang.[39] Contoh kontrasepsi hormonal adalah pil, patch, dan cincin vaginal.[40] Pil kontrasepsi menyediakan manfaat tambahan, yaitu membantu mengatur siklus menstruasi.[41]
  4. 4
    Pertimbangkan IUD atau implan. Jika belum ingin punya anak, Anda dapat memilih metode kontrasepsi jangka panjang sementara seperti IUD, suntikan hormon, atau implan. Butuh waktu beberapa lama agar subur kembali setelah menggunakan metode ini, tetapi tidak memengaruhi kemampuan Anda untuk mengandung dalam jangka panjang.[42]
  5. 5
    Pertimbangkan opsi sterilisasi jika Anda memang tidak ingin punya anak. Sterilisasi adalah opsi yang bisa dipertimbangkan jika Anda tidak mau punya anak. Prosedur seperti vasektomi dan pengikatan tuba falopi bersifat final dan harus dipertimbangkan dengan serius sebelum diputuskan.[43]
  6. 6
    Ketahui risiko potensial berbagai jenis metode kontrasepsi. Tiap metode kontrasepsi memiliki potensi risiko, termasuk kehamilan yang tidak direncanakan. Sadari potensi risiko dan efek samping tersebut untuk membantu Anda memutuskan metode terbaik.
    • Kontrasepsi hormonal, seperti pil, patch, dan cincin vaginal meningkatkan tekanan darah dan memengaruhi kolesterol.[44]
    • Metode penghalang seperti kondom, spermisida, dan cervical cap dapat menimbulkan reaksi alergi dan meningkatkan risiko infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual.[45]
    • Risiko metode kontrasepsi jangka panjang sementara meliputi perforasi uterus, peningkatan risiko penyakit radang panggul dan kehamilan di luar rahim, serta menstruasi yang menyakitkan dengan perdarahan hebat.[46]

Tips

  • Pilihlah metode kontrasepsi yang lebih aman dan sesuai dengan gaya hidup dan hubungan Anda.
  • Minumlah pil darurat sesegera mungkin. Makin cepat, makin efektif.
  • Periksakan apakah Anda terjangkit penyakit menular seksual jika berhubungan tanpa pelindung.

Peringatan

  • Jangan menggunakan pil darurat sebagai metode kontrasepsi reguler. Kontrasepsi darurat tidak dapat diandalkan untuk jangka panjang, efektivitasnya hanya 90% dibandingkan dengan kondom yang memiliki efektivitas 99% , atau 98% jika Anda minum pil kontrasepsi reguler.
  • Pil darurat tidak dapat melindungi dari penyakit menular seksual.

Sumber

  1. http://www.ncsl.org/research/health/emergency-contraception-state-laws.aspx
  2. http://www.plannedparenthood.org/learn/morning-after-pill-emergency-contraception
  3. http://www.plannedparenthood.org/learn/morning-after-pill-emergency-contraception
Tampilkan lainnya... (43)